Peranan
dan Fungsi Bahasa Indonesia
1. Jelaskan
fungsi Bahasa Indonesia secara umum dan aplikasinya dalam
kehidupan
sehari-hari!
Mengetahui
Fungsi Bahasa Secara Umum
Fungsi umum bahasa
indonesia adalah sebagai alat komunikasi sosial. Bahasa pada dasarnya sudah
menyatu dengan kehidupan manusia. Aktivitas manusia sebagai anggota masyarakat
sangat bergantung pada penggunaan bahasa masyarakat setempat. Gagasan, ide,
pikiran, harapan dan keinginan disampaikan lewat bahasa.
Selain fungsi bahasa
diatas, bahasa merupakan tanda yang jelas dari kepribadian manusia. Melalui
bahasa yang digunakan manusia, maka dapat memahami karakter, keinginan, motif,
latar belakang pendidikan, kehidupan sosial, pergaulan dan adat istiadat
manusia.
Menurut Sumiati
Budiman (1987 : 1) mengemukakan bahwa fungsi bahasa dapat dibedakan berdasarkan
tujuan, yaitu :
1. Fungsi praktis :
Bahasa digunakan sebagai komunikasi dan interakis antar anggota masyarakat dalam pergaulan hidup sehari-hari.
Bahasa digunakan sebagai komunikasi dan interakis antar anggota masyarakat dalam pergaulan hidup sehari-hari.
2. Fungsi kultural
Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyimpan, menyebarkan dan mengembangkan kebudayaan.
3. Fungsi artistik
Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan rasa estetis (keindahan) manusia melalui seni sastra.
4. Fungsi edukatif
Bahasa digunakan sebagai alat menyampaikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Fungsi politis
Bahasa digunakan sebagai alat untuk mempusatkan bangsa dan untuk menyelenggarakan administrasio pemerintahan.
Mencermati keadaan
dan perkembangan dewasa ini, semakin terasakan betapa besar fungsi dan peran
bahasa dalam kehidupan manusia. Tanpa bahasa kehidupan manusia terasa hampa dan
tidak berarti. Melalui peran bahasa, manusia dapat menjadikan dirinya menjadi
manusia berbudi pekerti, berilmu dan bermartabat tinggi.
Berdasarkan semua
ini, dapat disimpulkan fungsi bahasa yaitu sbb:
1.
Bahasa sebagai alat komunikasi
Melalui Bahasa,
manusia dapat berhubungan dan berinteraksi dengan alam sekitarnya, terutama
sesama manusia sebagai makhluk sosial. Manusia dapat memikirkan, mengelola dan memberdayakan
segala potensi untuk kepentingan kehidupan umat manusia menuju kesejahteraan
adil dan makmur. Manusia dalam berkomunikasi tentu harus memperhatikan dan
menerapkan berbagai etika sehingga terwujud masyarakat yang madani selamat
dunia dan akhirat. Bahasa sebagai alat komunikasi berpotensi untuk dijadikan
sebagai sarana untuk mencapai suatu keberhasilan dan kesuksesan hidup manusia,
baik sebagai insan akademis maupun sebagai warga masyarakat.
2.
Bahasa sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri
Sebagai alat ekspresi
diri, bahasa merupakan sarana untuk mengungkapkan segala sesuatu yang ada dalam
diri seseorang, baik berbentuk perasaan, pikiran, gagasan, dan keinginan yang
dimilikinya. Begitu juga digunakan untuk menyatakan dan memperkenalkan keberadaan
diri seseorang kepada orang lain dalam berbagai tempat dan situasi.
2. Bagaimana
cara Anda melestarikan Bahasa Indonesia sebagai alat
pemersatu
bangsa?
Indonesia adalah
bangsa yang besar beraneka ragam suku bangsa ada disini mulai dari sabang sampai
merauke. 748 bahasa dari bermacam-macam daerah juga ada di negara ini, setiap
orang yang berasal dari setiap suku memiliki karakternya masing-masing mulai
dari adat, kebiasaan dan bahasa. Dalam bersosialisasi dibutuhkan peran bahasa
untuk memberi pengertian terhadap apa yang kita ucapkan. Karena bangsa kita
memiliki ratusan bahasa harus ada bahasa Negara yang berperan sebagai alat
pemersatu sebagai sarana percakapan yang digunakan oleh orang dari berbagai
macam suku bangsa untuk berkomunikasi.
Sebagai contoh orang
medan yang berasal dari suku batak ingin bertanya kepada orang Madura
karena tak tau bahasa Madura digunakanlah bahasa Indonesia dan terjadilah
komunikasi yang saling mengerti terhadap apa yang dibicarakan. Disitulah fungsi
bahasa Indonesia sebagai lambang pemersatu.
Bahasa Indonesia
berasal dari bahasa melayu riau-johor kalau sekarang kepulauan riau Dalam
perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja
di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal
abad ke-20. Penamaan “Bahasa Indonesia” diawali sejak dicanangkannya Sumpah
Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan “imperialisme bahasa” apabila
nama bahasa Melayu tetap digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia
saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung
Malaya.
Bahasa Indonesia
dalam perjalanannya banyak menyerap dari bahasa asing, maupun daerah. Peran
penjajah sangat mempengaruhi pengunaan bahasa yang bercampur bahkan juga ada
yang sama dengan bahasa asli nya di Negara asal misalkan :bendera di portugis
yang kini Portugal juga disebut bendera.
Itu bukti bahwa
bahasa Indonesia menyerap dari berbagai macam bahasa mulai dari portugis,
belanda, arab, india (sansekerta), sampai bahasa dari berbagai macam daerah di
Indonesia. Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu juga digunakan
dimedia-media nasional, pemerintahan, dsb. Bahasa sebagai bahasa pemersatu juga
diikrarkan oleh para pemuda masa lalu yang salah satu bunyi sumpah pemuda
berisikan “kami pemuda Indonesia mengaku berbahasa yang satu bahasa
Indonesia”.
Bahasa Indonesia
diresmikan pengunaanya pada saat proklamasi kemerdekaan sehari saat konstitusi
mulai berlaku. Sekarang ini banyak orang yang bersosilasi baik dikantor,
sekolah, maupun lingkungan sekitar memakai bahasa Indonesia utuk mempersatukan
walaupun asal suku mereka berbeda sebagai bangsa yang besar fungsi bahasa
Indonesia sebagai bahasa pemersatu sangat penting untuk menyambungkan
bahasa-bahasa lain dari berbagai daerah.
Tetapi bahasa asal
daerah jangan sampai punah untuk tetap menjaga bahasa asli daerah tetap
ada dan tetap menjaga kemajemukan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang beraneka
ragam budaya. Persatuan bahasa digunakan untuk tetap menjaga bangsa dari
ancaman arus globalisasi untuk menunjukan jati diri bangsa Indonesia. Karena
semboyan bangsa Indonesia bhineka tunggal ika walaupun berbeda tetap satu jua.
Rakyat Indonesia harus bangga terhadap bahasanya sendiri karena selain bahasa
pemersatu, bahasa Indonesia juga sebagai simbol Negara. Bukti bahwa rakyat
Indonesia walaupun dari berbagai macam suku di persatukan dengan bahasa. Selain
itu bahasa Indonesia masuk kedalam bahasa yang paling rumit di dunia dan warga
Negara asing juga sudah mendunia banyak yang belajar bahasa Indonesia bahkan di
Australia bahasa Indonesia masuk kedalam kurikulum sekolah. Bahasa Indonesia
yang baik dan harus tetap lestari sebagai bahasa nasional dan bahasa pemersatu.
3. Jelaskan
peranan Bahasa Indonesia dalam konteks ilmiah!
Bahasa Indonesia
adalah bahasa resmi Negara Republik Indonesia, sebagaimana yang telah disahkan
pada sumpah pemuda 1928. Selain itu bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang
sangat penting bagi waga Negara Indonesia. Dalam peranannya bahasa Indonesia
dalam penulisan atau dalam konteks ilmiah sangatlah penting. Dikarenakan dalam
penulisan ilmiah membutuhkan penggunaan tata bahasa Indonesia yang baik.
Penggunaan tata bahasa Indonesia dalam konteks ilmiah ialah penggunaan tata
bahasa yang telah mengikuti aturan EYD yang benar. Dimana dalam segi penggunaan
tata bahasa, segi pemilihan kata, dan segi penggunaan tanda baca
.
Sering kali pada konteks ilmiah bahasa diartikan sebagai buah pikir penulis, sebagai hasil dari pengamatan, tinjauan, penelitian yang dilakukan oleh si penulis tersebut pada ilmu pengetahuan tertentu. Dalam konteks karya ilmiah isi dari karya ilmiah harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik dalam penulisan dan tata bahasanya.
Sering kali pada konteks ilmiah bahasa diartikan sebagai buah pikir penulis, sebagai hasil dari pengamatan, tinjauan, penelitian yang dilakukan oleh si penulis tersebut pada ilmu pengetahuan tertentu. Dalam konteks karya ilmiah isi dari karya ilmiah harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik dalam penulisan dan tata bahasanya.
Dalam penulisan karya ilmiah yang harus diperhatikan ialah dalam pemilihan kata, penggunaan tanda baca, dan harus mengikuti EYD.
Adapun
manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:
1. Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif.
2. Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber.
3. Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan.
4. Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis.
5. Memperoleh kepuasan intelektual.
6. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan.
Jadi dapat disimpulkan peranan dan fungsi bahasa Indonesia dalam konteks ilmiah sangatlah penting. Karena hasil baik dari penulisan ilmiah tidak lepas dari segi penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Peranan Bahasa Indonesia dalam Konsep Ilmiah
Karya
Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah atau akademik menuntut kecermatan dalam penalaran dan bahasa. Dalam hal bahasa, karya tulis semacam itu (termasuk laporan penelitian) harus memenuhi ragam bahasa standar (formal) atau bukan bahasa informal atau pergaulan.Ragam bahasa karya tulis ilmiah atau akademik hendaknya mengikuti ragam bahsa yang penuturnya adalah terpelajar dalam bidang ilmu tertentu. Ragam bahasa ini mengikuti kaidah bahasa baku untuk menghindari ketaksaan atau ambigiutas makna karena karya tulis ilmiah tidak terikat oleh waktu.
Dengan demikian,
ragam bahasa karya ilmiah sedapat-dapatnya tidak mengandung bahasa yang
sifatnya kontekstual seperti ragam bahasa jurnalistik. Tujuannya agar karya
tersebut dapt tetap dipahami oleh pembaca yang tidak berada dalam situasi atau
konteks saat karya tersebut diterbitkan. Masalah ilmiah biasanya menyangkut hal
yang sifatnya abstrak atau konseptual yang sulit dicari alat peraga atau
analoginya dengan keadaan nyata. Untuk mengungkapkan hal semacam itu,
diperlukan struktur bahasa keilmuan adalah kemampuannya untuk membedakan
gagasan atau pengertian yang memang berbeda dan strukturnya yang baku dan
cermat. Dengan karakteristik ini, suatu gagasan dapat terungkap dengan cermat
tanpa kesalahan makna bagi penerimanya.
Penulisan ilmiah merupakan sebuah karangan yang bersifat fakta atau real yang ditulis dengan menggunakan penulisan yang baik dan benar serta ditulis menurut metode yang ada.
Terdapat beberapa jenis penulisan ilmiah yang dapat di kategorikan sebagai berikut :
Ø Makalah
Karya tulis yang menyediakan permasalahan dan pembahasan sesuai dengan data yang telah di dapatkan di lapangan dengan objektif.
Ø Kertas Kerja
Pada umumnya kertas kerja hamper sama dengan makalah akan tetapi kertas kerja digunakan untuk penulisan local karya atau seminar serta lebih mendalam dari makalah.
Ø Laporan Praktik Kerja
Karya ilmiah yang memaparkan fakta yang di temui di tempat bekerja yang digunakan untuk penulisan terakhir jenjang diploma III (DIII).
Ø Skripsi
Merupakan karya ilmiah yang mengemukakan pendapat orang lain dan data yang telah di dapat di lapangan yang digunakan untuk mendapat gelar S1 :
1. Langsung (observasi lapangan)
2. Skripsi
3. Tidak langsung (studi kepustakaan)
Ø Tesis
Karya ilmiah yang bertujuan untuk melakukan pengetahuan baru dengan melakukan peneluitian penelitian terhadap hasil hipotesis yang ada.
Ø Disertasi
Karya tulis untuk mengungkap dalil baru yang dapat dibuktikan berdasarkan fakta yang realistis dan data yang relefan serta objektif.
Dalam menulis karya ilmiah sebaiknya menggukan kata-kata atau kalimat yang sesuai dengan kaidah dan bahasa yang penuturannya terpelajar dengan bidang tertentu, ini berguna untuk menghindari ketaksaan atau ambigu makna karna karya ilmiah tidak terikat oleh waktu. Dengan demikian, ragam bahasa penulisan karya ilmiah tidak mengandung bahasa yang sifatnya konstektual,
Oleh karena itu, pengajar perlu memperhatikan kaidah yang berkaitan dengan pembentukan istilah, Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI) yang dikeluarkan oleh pusat pembinaan bahasa Indonesia merupakan sumber yang baik sebagai pedoman dalam memperhatikan hal-hal tersebut. Dan juga tanda baca yang tepat untuk di setiap kalimat yang dimuat dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ada yang menyebutkan beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam karya tulis ilmiah berupa penelitian yaitu :
1. Bermakna isinya
2. Jelas uraiannya
3. Berkesatuan yang bulat
4. Singkat dan padat
5. Memenuhi kaidah kebahasaan
6. Memenuhi kaidah penulisan dan format karya ilmiah
7. Komunikasi secara ilmiah